Cara Mengatasi Masalah Ekonomi dalam Rumah Tangga Agar Hidup Lebih Bahagia

by zona kaya
0 comment
Cara Mengatasi Masalah Ekonomi

Mengapa Anda perlu mengetahui cara mengatasi masalah ekonomi dalam rumah tangga atau keluarga? Karena dalam kehidupan rumah tangga masalah ekonomi dan finansial adalah hal yang sensitif. Sehingga tidak jarang masalah ekonomi ini menjadi pemicu berkurangnya keharmonisan dan bahkan bisa memicu pertengkaran atau perceraian. Apa sebenarnya sumber dari masalah ekonomi dalam rumah tangga ini? Dalam banyak kasus masalah ekonomi atau finansial berkaitan eret dengan penghasilan rumah tangga, baik dari istri atau suami.

Adakalanya pengelolaan keuangan rumah tangga yang tidak baik juga bisa menjadi penyebabnya. Apalagi apabila suamu-istri sama-sama bekerja dan memimiliki rentang penghasilan yang berbeda. Misalnya gaji istri lebih tinggi dari suami, maka hal ini sangat mudah menjadi alasan berkurangnya keharmonisan dalam rumah tangga. Apalagi bila suami kehilangan perannya dalam rumah tangga maka akan ada pertentangan antara egoisme dan kepatuhan. Tak jarang kondisi demikian memicu masalah yang lebih besar dan mengancam keharmonisan rumah tangga tersebut.

Masalah ekonomi dalam rumah tangga juga bisa disebabkan oleh penghasilan keluarga yang tidak mencukupi kebutuhan hidup. Atau penghasilan cukup namun gaya hidup yang berlebihan sehingga memicu masalah baru baru dan mengganggu keuangan keluarga bahkan bisa menimbulkan hutang dan sejenisnya. Untuk itu mencari cara mengatasi masalah ekonomi dalam rumah tangga yang tepat sangat diperlukan. Sebagaimana dilansir dari quantumbioenergi.com mengenai cara mengatasi masalah ekonomi dalam rumah tangga dapat dijelaskan sebagai berikut:

Inilah Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Keluarga yang Bisa Anda Praktekkan!

Selain dengan meningkatkan pendapatan dan mengerem pengeluaran atau belanja rumah tangga, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan. Seperti  cara mengatasi masalah ekonomi keluarga yang dilansir dari kompasiana.com berikut ini. Semua sikap berikut ini merupakan sikap positif yang sangat penting dipahami dan dilakukan agar ekonomi keluarga kembali stabil setelah tertimpa masalah.

1. Selalu Bersyukur Atas Apa yang Allah berikan

Syukur itu bukan saja ucapan “alhamdulillah”, namun lebih kepada suasana jiwa yang selalu mampu ridha dan ikhlas dengan setiap pemberian dan karunia dari Allah. Sebagai insan beriman, kita semua meyakini bahwa rejeki itu datangnya dari Allah, bukan dari manusia. Kewajiban manusia hanyalah berusaha, setelah itu hendaknya selalu bersyukur atas rejeki yang Allah berikan.

Bersyukur seharusnya dilakukan setiap saat dan bukan soal banyak atau sedikitnya rejeki. Sehingga apabila dapat rezeki banyak bersyukur, tapi saat rezeki tidak banyak seperti biasanya mengeluh dan bersedih. Berapapun hasil usaha yang kita dapatkan setiap hari atau setiap pekan atau setiap bulan, kita harus selalu mensyukurinya. Persoalan merasa cukup atau kurang, bukan ditentukan oleh besaran uang, tapi lebih banyak ditentukan oleh situasi hati. Hati yang jernih akan melihat kelapangan dalam rezeki, sehingga bila sedikit bisa cukup bila banyak akan meningkatkan rasa syukur. Apakah kita memiliki  hati yang selalu bersyukur, atau hati yang selalu merasa kurang?

Jawabannya ada pada diri masing-masing. Namun Anda perlu menyadari dan memahami bahwa dengan bersyukur maka kenikmatan akan bertambah. Maka dari itu bersyukurlah setiap saat dalam segala kondisi, agar Anda bisa menemukan kelapangan dalam kesempitan dan menemukan kebaikan meski dalam sebuah masalah. Dengan begitu Anda akan lebihmudah memaknai kehidupan ini dan menerima apapun dariu Allah dengan penuh rasa syukur.

2. Mampu Bersabar Jika Sedang Mengalami Kesulitan Ekonomi

Jangan mudah putus asa dan berkeluh kesah. Jika tengah diuji dengan kesulitan ekonomi, hendaknya selalu bisa bersabar. Memang tidak mudah bersabar dalam kondisi kesulitan ekonomi yang amat sangat. Namun sikap yang tidak sabar pun tidak bisa memperbaiki kondisi. Apakah jika bersikap tidak sabar lalu masalah ekonomi akan selesai? Tidak juga. Maka lebih bagus untuk bersikap sabar.

Jika mampu bersikap sabar, maka akan memudahkan semua urusan. Tidak perlu emosi, tidak perlu bertengkar, tidak perlu uring-uringan, di saat menghadapi kesulitan ekonomi. Suami dan istri saling menguatkan dalam kesabaran saat menghadapi persoalan ekonomi.

3. Giat dan GigihBberusaha Untuk Mendapatkan Penghasilan Lebih Baik

Allah SWT memerintahkan kita untuk membuka pintu rejeki dengan usaha yang sifatnya lahiriyah maupun batiniyah. Usaha lahiriyah berupa bekerja keras mencari nafkah, dengan cara yang halal untuk mendapatkan rejeki yang halal, thayib, banyak dan berkah.

Sedangkan usaha batiniyah adalah dengan berbagai amal yang dituntunkan syariat agama seperti: (1) Istigfar dan taubat, berdasarkan QS. Nuh: 10-12. (2) Taqwa kepada Allah, berdasarkan QS. Ath-Thalaq: 2-3 (3) Berinfaq dan shadaqah, berdasarkan QS. Saba`: 39. (4) Hijrah di jalan Allah, berdasarkan QS. An-Nisa: 100. dan sebaginya.

4. Tidak Mengenal Putus Asa dalam Meraih Rejeki yang Halal dan Berkah

Cara Mengatasi Masalah Ekonomi

Dalam hal yang berkaitan dengan ekonomi rumah tangga, hendaknya para suami memiliki jiwa yang tangguh, ulet, siap berjuang, sanggup bekerja keras tanpa kenal lelah. Jangan pernah berputus asa, karena datangnya rejeki itu salah satunya dari sikap yang gigih bekerja tanpa mengenal rasa malu dan sungkan. Malu dan sungkan itu kalau melakukan hal yang tidak benar atau haram. Jika bekerja mencari nafkah dengan cara yang halal dan sah, tidak perlu merasa malu, meskipun kadang ‘terpaksa’ bekerja pada bidang tidak sesuai dengan spesifikasi keilmuan yang dimiliki.

Putus asa tidak sesuai dengan tuntunan agama, dan sikap putus asa justru semakin memperparah persoalan dalam keluarga. Maka hindari sikap putus asa, jadilah pekerja keras yang selalu gigih berusaha dengan berbagai macam cara. Rejeki yang halal dan thayib tidak akan datang sendiri dari langit. Tidak akan datang sendiri dengan hanya berdoa dan beribadah di masjid atau mushalla. Namun harus disertai dengan usaha terus menerus tanpa mengenal putus asa.

Baca juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

4. Suami dan Istri Saling Terbuka dan Bekerja Sama Dalam Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Keluarga.

Pada situasi kesulitan ekonomi, hendaknya suami dan istri semakin memperbaiki komunikasi, saling terbuka, dan bersedia bekerja sama dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Bentuk kerja sama antara suami dan istri tidak selalu dalam artian keduanya sama-sama bekerja mencari nafkah. Salah satu bentuk kerja sama yang ‘tradisional’ adalah, suami bekerja keras mencari nafkah, sementara istri pandai mengelola keuangan keluarga dengan hemat dan cermat.

Bentuk kerja sama lainnya, jika suami sudah optimal bekerja, siang malam, namun hasilnya tidak mampu mencukupi hidup keluarga, istri bisa membantu suami dengan jenis pekerjaan yang sesuai dengan tugas keibuan. Misalnya berbisnis dari dalam rumah. Saat ini sangat banyak pebisnis sukses yang dikerjakan hanya di rumah sendiri. Ini tentu sesuai dengan tugas keibuan yang harus mengurus dan mendidik anak.

5. Tidak Saling Menyalahkan Saat Terjadi Kekurangan Ekonomi

Sikap positif lainnya yang sangat penting adalah, jangan saling menyalahkan saat terjadi kesulitan ekonomi. Kadang istri mudah menyalahkan dan menuduh suami. Istri emosional karena kekurangan uang, tidak cukup untuk makan dan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Maka ia menyalahkan suami yang dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Ditambah dengan menuduh suami sebagai pemalas dan tidak mau bekerja keras.

Suasana tuduh menuduh dan saling menyalahkan ini berdampak negatif pada suami. Pada kondisi suami berada dalam situasi kesulitan mencari nafkah, suasana jiwanya menjadi hypersensitif. Bukan saja sensitif, namun teramat sangat sensitif. Kata-kata istri yang bermaksud memotivasi pun, bisa berdampak negatif karena dianggap melecehkan dan menghina suami. Maka hentikan saling menyalahkan di saat sulit ekonomi. Karena itu tidak akan menyelesaikan masalah, justru menambah rumit masalah.

7. Menjauhi Perbuatan Haram dan Tercela dalam Mencukupi Kebutuhan Ekonomi Keluarga

Sesulit apapun kondisi ekonomi keluarga, jangan melakukan perbuatan yang haram dan tercela untuk memenuhinya. Misalnya dengan mencuri, atau korupsi, atau merampok, atau menipu atau perbuatan jahat yang merugikan orang lain. Hindarkan perbuatan tercela seperti itu karena justru akan membawa masalah baru yang lebih rumit dan kompleks. Bahkan isa masuk ke persoalan hukum dan hal ini tentu semakin memperburuk situasi kehidupan keluarga.

Jika masih ada aset yang bisa dijual, itu bisa menjadi bagian dari solusi. Jika masih bisa pinjam uang kepada kolega, itu juga solusi. Namun jangan melakukan tindakan yang haram dan tercela, karena akan semakin memperburuk suasana. Perbuatan haram hanya akan mendatangkan penyesalan dan kesengsaraan. Tidak akan membawa keberkahan dalam hidup.

8. Bersikap Hemat dan Hidup Bersahaja

Suami dan istri hendaknya selalu bersikap hemat dan bergaya hidup sederhana. Jika memang tidak memiliki kemampuan, tidak perlu memaksa membeli mobil. Cukuplah dengan sepeda motor untuk keperluan transportasi sehari-hari. Jika tidak memiliki kemampuan membeli sepeda motor, cukuplah menggunakan sepeda kayuh untuk keperluan transportasi. Semua harus disesuaikan dengan kemampuan, jangan memaksakan diri membeli sesuatu yang di luar kemampuan.

Ada sangat banyak hal yang bisa dihemat dalam kehidupan sehari-hari. Baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Misalnya saja penggunaan sabun mandi, yang pasti giperlukan setiap hari. Dalam situasi ekonomi yang sulit kita bisa lebih berhemat dalam menggunakan sabun mandi, dan menurunkan kualitas sabun mandi. Jika biasanya satu batang sabun mandi seharga Rp. 10.000,- maka di masa sulit ekonomi beli saja sabun mandi yang harganya Rp. 5.000,- sebatang. Tidak perlu gengsi menggunakan segala sesuatu keperluan hidup yang “tidak bermerk” demi penghematan. Yang terpenting fungsi atau manfaatnya sama dan tidak merusak sesuatu yang selama ini terjaga.

9. Menjauhi Gaya Hidup Glamour dan Sia-Sia

Gaya hidup hedonis, glamour, suka berfoya-foya, menjadi salah satu sumber persoalan ekonomi. Anak-anak muda yang doyan belanja ke mall dan membeli segala sesuatu yang bermerk, suka pamer barang-barang dan asesoris yang mewah, akan membentuk gaya hidup ‘high class’ yang selalu menuntut pemenuhan. Jika di masa muda segala kesenangan hedonisnya terpenuhi oleh orang tua yang kaya, maka kelak ketika sudah berumah tangga mereka harus menanggung sendiri gaya hidup mewahnya.

Beruntung jika mendapat suami yang kaya dan bisa memenuhi gaya hidupnya, atau ia sendiri bekerja dengan penghasilan yang bisa menopang gaya hidupnya. Jika ternyata mendapatkan suami yang ‘sangat biasa’, apalagi jika tergolong tidak mampu, maka ini akan menjadi kesengsaraan tersendiri. Segala gaya hidup mewah yang sudah dibiasakan sejak muda tidak bisa terpenuhi saat sudah menikah, ini yang akan memicu sejumlah konflik dengan suami.

Hendaklah bergaya hidup yang realistis, menjauhi gaya glamour, bermewahan, hedonis dan berfoya-foya. Tidak perlu larut dan terpengaruh oleh iklan, atau ajakan teman, atau pengaruh perkembangan zaman. Masing-masing dari kita memiliki standar ekonomi tersendiri, tidak bisa disamakan dengan yang lain. Maka gaya hidup harus menyesuaikan kemampuan ekonomi masing-masing. Tidak perlu malu atau gengsi dengan gaya hidup yang dimiliki, yang tidak sesuai dengan selera zaman.

10. Suami Istri Berusaha Mencari Solusi Bersama

Cara Mengatasi Masalah Ekonomi

Hendaknya suami dan istri berusaha mencari solusi bersama saat mengalami konflik dan permasalahan ekonomi keluarga, dalam suasana jiwa yang sakinah, mawadah wa rahmah. Suami dan istri duduk berdua, tanpa emosi, tanpa kemarahan, tanpa suasana yang tertekan, berusaha menemukan solusi yang paling tepat atas persoalan ekonomi keluarga yang menghimpit. Buatlah skema dan rencana bersama untuk keluar dari kesulitan keuangan. Buat beberapa plan, jika plan satu tidak bisa terlaksana bisa menggunakan plan lainnya.

Dalam situasi seperti itu, kadang suami justru semakin menutup diri. Tidak mau terbuka dan berbagi dengan istri. Ada perasaan gengsi dan takut harga diri sebagai lelaki menjadi direndahkan dan dilecehkan. Akhirnya memilih diam dan mencari solusi sendiri tanpa melibatkan istri. Padahal sikap tertutup seperti itu justru akan membuat suasana semakin rumit karena suami dan istri akan melihat persoalan dengan cara pandang masing-masing. Mereka berjalan dengan pikiran masing-masing. Akhirnya yang terjadi adalah suasana saling menyalahkan dan tidak akan mendapatkan penyelesaian.

Demikianlah sepuluh sikap hidup positif dalam menghadapi permasalahan ekonomi keluarga. Hendaknya pasangan suami istri justru semakin erat berpegangan di saat menghadapi situasi krisis seperti ini. Ibarat tengah naik roller coaster, maka pada waktu itu berada pada puncak ketegangannya. Berada di titik ekstrem yang sangat menegangkan. Ingat, jangan melemparkan diri dari roller coaster saat berada di puncak ketegangannya. Kuatkan pegangan dengan pasangan, untuk melewati puncak ketegangan tersebut.

11. Cara Mengatasi Masalah Ekonomi dengan Manfaatkan Bioenergi

Apabila 10 cara yang tersaji diatas belum juga menjadi solusi Anda bisa melakukan cara yang lain yaitu dengan memanfaatkan Bioenergi. Untuk bisa memanfaatkan Bioenergi Anda hanya perlu belajar ilmu Bioenergi. Untuk itu Anda bisa mengikuti program pelatihan Quantum Bioenergi  agar Anda bisa memanfaatkan Bioenergi sekaligus mendapat loncatan Energi untuk meningkatkan kualitas hidup. Termasuk untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga menjadi lebih baik, lebih sukses, lebih kaya dan lebih bahagia.

Mengapa penting untuk bisa memanfaatkan Bioenergi sebagai cara mengatasi masalah ekonomi keluarga?

Berikut Alasan –Alasannya!

  1. Bioenergi membantu menyeimbangkan gelombang beta di otak yang dapat mengurangi rasa lelah dalam berpikir, stres dan depresi sehingga produktivitas kerja akan meningkat.
  2. Membuka potensi energi kesuksesan Anda sehingga terhubung dengan berbagai sumber rezeki.
  3. Meningkatkan keasadaran Anda sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas dalam bekerja.
  4. Membantu menstabilkan emosi, yang memudahkan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat dan mengatasi masalahnya dengan mudah.
  5. Mampu membangkitkan ide dan imajinasi Anda sehingga lebih mudah mengembangkan potensi yang dimiliki.
  6. Merespon pesan positif melalui pikiran Anda, sehinga mudah terhubung dengan berbagai potensi kesukses bisnis dan keuangan.
  7. Merangsang aktivitas melatonin yang membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas sehingga Anda bisa bekerja lebih baik dan berhasil guna.
  8. Merangsang gelombang Theta sehingga membantu Anda bekerja lebih tenang, nyaman  dan lebih fokus.
  9. Memunculkan kreatifitas spiritual sehingga memudahkan seseorang untuk menguasai dan menerapkan strategi bisnis agar bisnis lancar dan berkembang seperti yang telah dibuktikan oleh para pebisnis sukses dunia.
  10. Menyeimbangkan aliran energi di meridian yang dapat meminimalkan rasa lelah saat bekerja sehingga lebih mudah mencapai target dan lebih produktif.
  11. Meningkatkan keyakinan seseorang untuk lebih percaya diri, lebih semangat dan lebih berani berusaha untuk mewujudkan segla hal yang di inginkan.

*******

Segera dapatkan cara mengatasi masalah ekonomi keluarga Anda dengan memanfaatkan Bioenergi. Anda juga bisa melakukan konsultasi secara langsung kepada Bp. Syaiful Maghsri Konsultan Solusi Masalah sekaligus Penemu dan Formulator Ilmu Bioenergi.

Bagi Anda yang ingin konsultasi secara langsung dengan Bapak Syaiful Maghsri sebagai Konsultan Solusi Masalah, anda bisa datang langsung ke Bioenergi Center Jl. Veteran No. 153 Yogyakarta.

Agar Anda tidak perlu menunggu dan mengantri sebaiknya Anda menentukan waktunya dan minta dijadwalkan secara khusus dengan menghubungi HP/WA : 0853 2727 1999 (Ibu Enni),0878 3903 8000 (Ibu Evi) , 0274 – 412446 (Office)

Baca juga: Cara Cepat Mendongkrak Potensi Rohani untuk hidup Lebih Sehat, Sukses, Sejahtera, Kaya dan Bahagia

Sumber: www.quantumbioenergi.com

You may also like

Leave a Comment

Copyright @2021 Zona Kaya – All Right Reserved.